
Benih Cabai Rawit Hijau Muda
Rp 5,100
- Stock: In Stock
- Model: D100-1803-19
- Weight: 0.10kg
- SKU: D100-1803-19
CALL SELLER
Benih sayuran cabai rawit hijau muda merujuk pada benih dari varietas cabai rawit yang belum matang atau berwarna hijau muda. Cabai rawit hijau muda ini biasanya digunakan dalam masakan yang membutuhkan rasa pedas. Benih ini dapat ditanam di kebun atau pot untuk menghasilkan cabai rawit yang akan tumbuh menjadi tanaman dengan buah berwarna hijau cerah pada awalnya dan kemudian bisa berubah menjadi merah saat matang.
Cabai rawit hijau muda umumnya memiliki rasa pedas yang cukup tajam, dan sering digunakan dalam sambal atau bumbu masakan tradisional di Indonesia. Tanaman ini memerlukan kondisi sinar matahari penuh dan tanah yang subur serta pengairan yang baik untuk tumbuh optimal.
Berikut adalah beberapa tips perawatan cabai rawit hijau muda:
1. Penanaman
- Lokasi: Pilih lokasi yang mendapat sinar matahari langsung minimal 6-8 jam sehari. Cabai rawit membutuhkan banyak cahaya untuk tumbuh baik.
- Media Tanam: Gunakan tanah yang subur, gembur, dan memiliki drainase yang baik. Tanah yang terlalu padat bisa menghambat pertumbuhan akar.
- Jarak Tanam: Tanam benih dengan jarak sekitar 30 cm antar tanaman untuk memberikan ruang bagi tanaman agar tumbuh leluasa.
2. Penyiraman
- Kebutuhan Air: Cabai rawit membutuhkan kelembapan yang cukup, tetapi jangan terlalu basah. Penyiraman yang terlalu banyak bisa menyebabkan akar membusuk.
- Penyiraman: Lakukan penyiraman secara teratur, terutama saat musim kemarau, tetapi pastikan tanah tidak tergenang air.
3. Pemupukan
- Pemupukan Organik: Berikan pupuk kandang atau kompos setiap 2-3 minggu untuk memberikan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
- Pupuk NPK: Selain pupuk organik, pemupukan dengan pupuk NPK juga dapat dilakukan setiap bulan untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan produksi buah.
- Pemberian Pupuk Tambahan: Untuk mendorong pembungaan dan pembuahan, gunakan pupuk yang mengandung fosfor dan kalium.
4. Pemangkasan dan Perawatan Daun
- Pemangkasan: Pangkas bagian tanaman yang terlalu rimbun atau daun yang sudah tua agar tanaman lebih fokus pada pertumbuhan buah.
- Pengendalian Hama dan Penyakit: Periksa tanaman secara rutin untuk menghindari serangan hama seperti kutu daun atau ulat. Gunakan pestisida alami jika diperlukan, atau pilih metode pengendalian hayati untuk menghindari penggunaan bahan kimia.
5. Penyulaman
- Jika ada tanaman yang mati atau tidak berkembang dengan baik, segera tanam ulang cabai rawit di tempat yang sesuai untuk menjaga jarak tanam yang optimal.
6. Pemanenan
- Waktu Pemanenan: Cabai rawit dapat dipanen setelah berusia sekitar 2-3 bulan sejak penanaman, saat buahnya mulai berwarna hijau cerah atau agak kekuningan. Anda bisa memanennya saat buahnya masih hijau muda untuk rasa pedas yang lebih tajam.
- Cara Pemanenan: Cabai dapat dipetik dengan hati-hati menggunakan tangan atau gunting pemangkas agar tidak merusak tanaman.
Cabai rawit hijau muda umumnya memiliki rasa pedas yang cukup tajam, dan sering digunakan dalam sambal atau bumbu masakan tradisional di Indonesia. Tanaman ini memerlukan kondisi sinar matahari penuh dan tanah yang subur serta pengairan yang baik untuk tumbuh optimal.
Berikut adalah beberapa tips perawatan cabai rawit hijau muda:
1. Penanaman
- Lokasi: Pilih lokasi yang mendapat sinar matahari langsung minimal 6-8 jam sehari. Cabai rawit membutuhkan banyak cahaya untuk tumbuh baik.
- Media Tanam: Gunakan tanah yang subur, gembur, dan memiliki drainase yang baik. Tanah yang terlalu padat bisa menghambat pertumbuhan akar.
- Jarak Tanam: Tanam benih dengan jarak sekitar 30 cm antar tanaman untuk memberikan ruang bagi tanaman agar tumbuh leluasa.
2. Penyiraman
- Kebutuhan Air: Cabai rawit membutuhkan kelembapan yang cukup, tetapi jangan terlalu basah. Penyiraman yang terlalu banyak bisa menyebabkan akar membusuk.
- Penyiraman: Lakukan penyiraman secara teratur, terutama saat musim kemarau, tetapi pastikan tanah tidak tergenang air.
3. Pemupukan
- Pemupukan Organik: Berikan pupuk kandang atau kompos setiap 2-3 minggu untuk memberikan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
- Pupuk NPK: Selain pupuk organik, pemupukan dengan pupuk NPK juga dapat dilakukan setiap bulan untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan produksi buah.
- Pemberian Pupuk Tambahan: Untuk mendorong pembungaan dan pembuahan, gunakan pupuk yang mengandung fosfor dan kalium.
4. Pemangkasan dan Perawatan Daun
- Pemangkasan: Pangkas bagian tanaman yang terlalu rimbun atau daun yang sudah tua agar tanaman lebih fokus pada pertumbuhan buah.
- Pengendalian Hama dan Penyakit: Periksa tanaman secara rutin untuk menghindari serangan hama seperti kutu daun atau ulat. Gunakan pestisida alami jika diperlukan, atau pilih metode pengendalian hayati untuk menghindari penggunaan bahan kimia.
5. Penyulaman
- Jika ada tanaman yang mati atau tidak berkembang dengan baik, segera tanam ulang cabai rawit di tempat yang sesuai untuk menjaga jarak tanam yang optimal.
6. Pemanenan
- Waktu Pemanenan: Cabai rawit dapat dipanen setelah berusia sekitar 2-3 bulan sejak penanaman, saat buahnya mulai berwarna hijau cerah atau agak kekuningan. Anda bisa memanennya saat buahnya masih hijau muda untuk rasa pedas yang lebih tajam.
- Cara Pemanenan: Cabai dapat dipetik dengan hati-hati menggunakan tangan atau gunting pemangkas agar tidak merusak tanaman.